Powered By Blogger
Add to Technorati Favorites

Al Quran's verse

(Yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra'd, ayat 28).

Search Engine

Wednesday, January 04, 2006

Cerpen: Siti Nurjannah dan Mariam

"Kriiik kriiik kriiik..., Huu... huuu... huuu..., Guk guk guk Aauuuuuuuuu...!!!" Suara jangkrik, burung hantu dan anjing liar saling sahut-sahutan seraya memenuhi alam yang telah gelap oleh malam di sekitar Pemakaman Umum Kebun Karet, Dodhpur-Aligarh. Sesekali angin menghembus dengan perlahan merayapi tanah pemakaman itu yang menyebabkan semua pepohonannya menari secara lembut.

Malam yang dingin telah merubah suasana Pemakaman Umum itu menjadi mencekam bagi warga sekitar yang tinggal di daerah Dodhpur. Tidak ada lagi warga yang berani keluar apabila jam telah menunjukkan pukul 22 malam. Jangankan untuk keluar, mengintip dari jendela saja mereka tidak berani.

Karena tidak ada lagi orang yang lalu lalang di sekitar pemakaman itu, maka suasana di pemakaman itu setiap harinya hanya dipenuhi oleh suara jangkrik, burung hantu atau burung gagak, dan anjing liar.

Mencekam memang. Dan kesunyian yang disebabkan karena sepi itu telah dimanfaatkan oleh semua penduduk Pemakaman Umum Kebun Karet alias Ruh-Ruh dari mayat-mayat yang telah dikuburkan di sana.

Apabila jam telah menunjukkan pas pukul 22 malam, mereka keluar dari kuburannya masing-masing dan meramaikan Pemakaman Umum Kebun Karet itu dengan kegiatannya masing-masing.

Di salah satu kuburan itu, tinggallah seorang mayat wanita yang baru saja meninggal tadi siang, wangi bunga kamboja yang ditaburkan oleh sanak keluarganyapun masih menyengat terasa dan warna tanahnya saja masih merah menandakan tanah itu baru saja diurug. Siti Nurjannah namanya, wanita yang semasa hidupnya itu tinggal di sebuah rumah besar di sebelah Green Crescent Public School, sebuah sekolah yang cukup besar, yang dijadikan tempat kost oleh dua orang mahasiswa dari Indonesia, Zoelkamdi dan Dul Rohim.

Siti Nurjannah pun keluar dari kuburannya dengan secara perlahan lalu ia duduk di samping kuburannya seraya melihat sekeliling pemakaman umum itu yang telah penuh dengan ruh-ruh yang juga baru keluar dari kuburannya masing-masing.

Di sebelah kuburannya Siti Nurjannah, ada kuburan seorang mayat wanita juga yang telah meninggal dua tahun lalu karena gantung diri akibat suaminya kawin lagi dengan wanita lain setelah ia melahirkan anak keduanya.

Melihat teman barunya itu, Siti Nurjannah amat senang dan kemudian ia berkenalan dengannya. "Hallo apa kabar, siapa namamu?" tanya Siti Nurjannah. "Mariam" kata ruh wanita itu. "Rumahmu dulu dimana dan kamu mati karena apa?" tanya Siti Nurjannah lagi. "Rumahku dulu di Safdarjung Enclave New Delhi, dan aku mati karena gantung diri sebab aku kesal suamiku telah menikah lagi dengan orang lain" kata Mariam.
"Loh kok bisa dikuburkan di sini?" tanya Siti Nurjannah penasaran. "Iya, setelah mengetahui suamiku menikah lagi di Aligarh, akupun menyusul dia ke sini untuk memberi pelajaran kepadanya dengan menggantung diriku di depan rumah baru suamiku dengan istri barunya" kata Mariam sambil bersedih. "Ma'af ya, kalau aku telah membuatmu bersedih kembali" kata Siti Nurjannah meminta ma'af. "Tidak apa-apa, cuma aku kasihan sama dua orang anakku yang sekarang diasuh oleh Kakek dan Neneknya, mereka masih kecil-kecil" Isak Mariam.

Melihat Mariam menangis tersedu-sedu, Siti Nurjannah memeluknya seraya berusaha menghibur untuk menghilangkan kesedihan Mariam. "Eh Mariam, main kerumahku yang lama yuk, rumahnya tidak jauh kok dari sini, di sana enak loh, selain banyak bunga di tamannya dan yang terpenting adalah dua orang Mahasiswa AMU dari Indonesia yang tinggal di sebuah sekolah sebelah rumahku. Mereka sangat ramah dan biasanya kalau mereka sedang main badminton di sore hari, aku selalu menegur mereka" kata Siti Nurjannah bersemangat. "Ayolah kalau begitu" kata Mariam.

Lalu mereka berdua berjalan menyisiri pasar Dodhpur yang telah sepi, tampak sekali dari keadaan yang kotor bahwa di pasar ini sangatlah ramai dikunjungi orang pada siang harinya.

"Itu Mariam..., itu rumahku" Siti Nurjannah menunjuk ke bekas rumahnya. "Eh Mariam, kita nanti saja ya kerumahku, lebih baik kita ke sekolahan itu, disanalah tempat dua orang mahasiswa Indonesia itu tinggal".

Lalu Siti Nurjannah membawa Mariam menuju ke sekolah itu. Sesampainya di depan pintu salah seorang mahasiswa yang bernama Dul Rohim, Siti Nurjannah dan Mariam masuk ke kamar mahasiswa tersebut. Dilihat oleh mereka seorang mahasiswa yang sedang sibuk belajar, di mejanya berserakan bermacam buku yang akan dibacanya. "Rapih juga kamarnya, baru kali ini aku bisa masuk ke kamarnya" kata Siti Nurjannah. "Ho oh..." kata Mariam.

Dul Rohim yang sedang belajar, merasakan sesuatu yang menurutnya agak lain dari biasanya, bulu kuduknya merinding, jantungnya tiba-tiba saja langsung deg-degkan, "Eh, kok lain yah suasananya malam ini, sepertinya aneh dan tidak biasanya, apa karena baru ada yang meninggal tadi siang di rumah sebelah ya...?" Dul Rohim bertanya-tanya. "Wah, enggak iya nih..., ah..., lebih baik aku ke atas dulu ah menemui Bang Zoelkamdi" pikir Dul Rohim. Siti Nurjannah dan Mariam menahan tawanya, "Hi hi hi...". Lalu mengikuti Dul Rohim dari belakang.

"Salam'alaikum Bang Zoelkamdi!!!, buka pintu Bang, cepetan!!!". Pintu pun terbuka. "Ada apa lo, malam-malam begini ke kamarku, apa kagak tahu kalau tadi siang baru ada yang meninggal di sebelah!!!" kata Zoelkamdi. "Nah karena itu Bang, sekarang aku merasa lain, seperti ada sesuatu, aku boleh masuk Bang!!!" kata Dul Rohim. "Ah elo..., pake merasa sesuatu segala, emangnya elo dukun bisa merasa ada makhluk halus!" kata Zoelkamdi sedikit takut. "Udah deh Bang, biarin saya masuk biar kita aman" kata Dul Rohim sambil menyerobot masuk ke kamar Zoelkamdi.

Setelah mereka masuk dan menutup kamar. Siti Nurjannah dan Mariam pun ikut masuk ke kamar mereka dan langsung duduk di tempat menyimpan buku yang terletak di bagian atas dari kamar Zoelkamdi sambil memperhatikan dua orang mahasiswa Indonesia itu dengan senyum-senyum.

"Eh Dul, saya juga jadi merasa ada yang aneh nih" kata Zoelkamdi kepada Dul Rohim. "Naaah kaaan, saya bilang juga apa Bang, jangan-jangan ruh dari orang yang meninggal di sebelah tadi siang kali" kata Dul Rohim jadi tambah takut sambil merepatkan badannya ke badan Zoelkamdi. "Iya..., sepertinya aneh nih malam, eh Dul, jantung saya jadi deg-degkan nih, bulu kudukpun sudah pada berdiri semua, waaaah..., aneh nih malam!!!" kata Zoelkamdi membenarkan perkataan Dul Rohim.

Melihat dua orang cowok ganteng yang sedang ketakutan itu, Siti Nurjannah dan Mariam pun jadi tambah tertawa cekikikan. "Hi hi hi..., Mariam, lihat tuh, mereka bisa merasakan kedatangan kita di sini, dan kelihatannya mereka jadi takut, yuk kita tegur mereka bahwa kita ada di sini supaya mereka tidak tambah takut karena tidak bisa melihat kita" kata Siti Nurjannah. "Eh jangaaannn..., nanti mereka tambah takut" kata Mariam mencegah. "Enggak kok, mereka kan sudah kenal sama saya, mana mungkin mereka takut, mereka takut itu karena kita tidak terlihat oleh mereka" kata Siti Nurjannah menegaskan. "Ok deh kalau begitu, mari kita memperlihatkan diri kita" kata Mariam mengalah. Lalu Siti Nurjannah dan Mariam pun mengerahkan seluruh energinya supaya bisa terlihat oleh Zoelkamdi dan Dul Rohim. "TTRRREEEEENNNGGGG......!!!" nampaklah Siti Nurjannah dan Mariam.

Pas saat Dul Rohim menoleh ke atas tempat menyimpan buku, "HHHAAAHHH... ASSS... ASSSTAAGGG....ASSSTAAGGGGGG...." si Dul Rohim gelagapan tak bisa meneruskan kata-katanya. "Heeiii Dul, kenapa lo..., kok jadi gelagapan begitu!!!" kata Zoelkamdi bertanya keheranan karena melihat Dul Rohim jadi gagap dan pucat penuh keringan dingin. "AASSS... AASSSSTAGG...ASSTAAAGGGGG..." kata Dul Rohim masih gelagapan dan tanpa terasa celananya sudah basah di banjiri kencing. "Eh Dul!!! Kenapa lo jadi kencing di kamar gue!!! EEEE... enak aja lo, emang kamar gue toilet apa, kenapa siiiihhh???" si Zoelkamdi jadi marah bercampur gemetaran. Lalu Dul Rohim menunjuk ke arah atas, tempat penyimpanan buku lalu pingsan. Zoelkamdi yang telah mendapat petunjuk dari Dul Rohim lalu melihat ke atas juga, "HHUUUAAAAAHHHHH!!!!! A...A...A...ADA...ADA...ADA SSSSEEETAAAAAAAAANNNNN!!!!!" Zoelkamdi pun terperanjat sangat kaget karena telah melihat wujud dari Siti Nurjannah dan Mariam. "WWAAAAAA..... KAGAK KUAAAAAAAATTTTT!!!!!" kata Zoelkamdi langsung pingsan dibarengi dengan banjir lokal juga menyusul Dul Rohim.

"Hi hi hi hi hi...., nah kan..., apa saya bilang Siti, mereka tidak akan sanggup melihat wujud asli kita setelah kita mati, tuh, pada pingsan sambil berenang kan jadinya" kata Mariam dengan tertawa cekakakan yang ditahan karena takut suaranya terdengar sampai ke Tuan Rumah Green Crescent yang sedang tidur.

Lalu Mariam pun mengajak Siti Nurjannah keluar kamar dua Mahasiswa Indonesia itu untuk bermain di taman, di rumah Siti Nurjannah semasa hidup.

No comments:

Search Engine