Powered By Blogger
Add to Technorati Favorites

Al Quran's verse

(Yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra'd, ayat 28).

Search Engine

Saturday, December 03, 2005

Belenggu Sebuah Paradigma / Persepsi

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, yang telah menciptakan alam semesta dengan begitu indah dan sempurna. Serta salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nan Mulia Rasulullah Muhammad saw, beserta para keluarganya, para sahabatnya dan insyaAllah sampai kepada kita para pengikutnya hingga hari akhir. Aamiin.

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah". Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan) Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuanya. Kecuali iblis; dia menyombongkan diri dan adalah dia termasuk orang-orang yang kafir. Allah swt, berfirman: "Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?". Iblis berkata: "Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Qur’an Surat Shaad, ayat 71 – 76).

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah swt, dari sekian banyak makhluk ciptaan-Nya, yang diberikan suatu keistimewaan dengan anugerah berupa "ruh" yang ditiupkan secara langsung oleh-Nya. Berbeda dengan makhluk lainnya, seperti malaikat dan iblis yang diciptakan dari unsur cahaya dan unsur api. Manusia walaupun diciptakan dari unsur tanah yang notabene dianggap rendah oleh iblis, namun memiliki unsur suci yang berasal dari Allah swt, yaitu berupa ruh. Ruh inilah yang senantiasa selalu ingin berbuat kebaikan karena ia berasal dari Zat Yang Maha Suci, Allah swt.

Dengan adanya perbedaan ini, maka Allah swt, memerintahkan kepada malaikat dan iblis untuk sujud kepada manusia sebagai rasa penghormatan atas hasil karya-Nya. Semua dari golongan malaikat bersujud, kecuali dari golongan iblis, karena iblis merasa dirinya lebih tinggi dan mulia daripada manusia.

Sebuah fenomena yang telah tertulis di dalam Al-Qur’an ini, dapat memberikan suatu pelajaran kepada kita, sebagai manusia, bahwa paradigma atau persepsi adalah lapisan belenggu yang menutupi kesucian. Persepsi dapat tercipta karena pengaruh-pengaruh dari luar yang membentuk paradigma dan pikiran kita. Sedangkan dalam unsur kesucian terdapat suara-suara hati yang bersumber dari percikan sifat-sifat Ilahi. Unsur kesucian yang berisi bayangan sifat Tuhan itu telah built in dalam diri manusia. Ia merupakan kesadaran dasar manusia, yang disebut dengan proto kesadaran. Tetapi tentu tidak dapat dibandingkan dengan derajat ketinggian Tuhan yang memiliki sifat Maha Tinggi, dibandingkan dengan manusia yang hanya "taqarrub" saja, atau manusia cenderung hanya mengikuti sifat dari Penciptanya.

Suatu paradigma atau persepsi yang dialami oleh iblis telah menghasilkan suatu belenggu dimana iblis telah menganggap dirinya lebih tinggi karena berasal dari unsur api. Api, didalam mata kuliah Kimia, memang memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan tanah, dimana api memiliki berat jenis yang lebih ringan daripada tanah, api memiliki kemampuan memancarkan cahaya terang sedangkan tanah tidak, dan lain sebagainya.

Belenggu yang terjadi terhadap iblis telah mengakibatkan ia tidak mau menuruti perintah Allah swt, sebagai sumber kesucian, untuk bersujud kepada manusia sebagai tanda penghormatan karena manusia telah diberikan kelebihan berupa "ruh" yang ditiupkan secara langsung oleh-Nya.

Nah…, terkadang manusia-pun dapat terjebak kedalam belenggu-belenggu yang berasal dari paradigma atau persepsi sehingga nantinya akan berdampak negatif terhadap manusia itu sendiri, seperti timbulnya sifat emosi, sifat individualisme, sifat tidak percaya kepada diri sendiri dan orang lain, sifat amplop atau korupsi, sifat kurang bersyukur, sifat egoisme dan yang terparah adalah sifat sombong, serta sifat-sifat negatif lainnya. Apabila semua sifat-sifat negatif telah terbentuk, satu demi satu atau secara keseluruhan, maka sifat-sifat yang berasal dari kesucian Allah swt, seperti keadilan, cinta-kasih, kreatif, kebersamaan, bersyukur, bijaksana, tulus dan rendah hati, dan lain sebagainya, akan tertutupi.

Kini…, semua itu akan kembali kepada kita sebagai manusia, makhluk lemah yang diberikan keistimewaan berupa akal dan hati untuk memilih jalan yang berasal dari Allah swt, ataukah akan memilih jalan yang berasal dari iblis dengan segala belenggu-belenggu yang tercipta dari paradigma atau persepsinya sendiri!.
Wallahu a’lam.

Referensi: Buku ESQ karangan Ary Ginanjar Agustian

No comments:

Search Engine