Powered By Blogger
Add to Technorati Favorites

Al Quran's verse

(Yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh. Ingatlah, hanya dengan mengingati Alloh-lah hati menjadi tenteram. (Q.S. Ar-Ra'd, ayat 28).

Search Engine

Tuesday, November 22, 2005

Kritikan dan Kepemimpinan

Salammu’alaikum…, segala puja dan puji syukur kehadirat Allah swt, serta salawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan nan mulya Rasulullah saw beserta para keluarganya, para sahabatnya dan insyaAllah sampai kepada kita para pengikutnya hingga yaumil akhir. Aamiin.

Kali ini saya akan mengetengahkan sebuah topik yang berjudul Kritikan dan Kepemimpinan. Semoga bermanfaat.

Menurut saya, sebuah kritikan adalah suatu seni penyampaian pendapat dari seseorang pengkritik yang ditujukan untuk merubah suatu keadaan dari orang atau lingkungan tempat orang yang dikritik menuju suatu perubahan tertentu.

Sebuah kritikan dapat berupa kata-kata yang berbentuk nasehat, hujatan atau bahkan berupa kontak fisik secara langsung atau tidak langsung. Nah, kalau yang secara langsung seperti omongan atau kontak fisik kan kalau tidak sesuai bisa dilaporkan ke polisi, tidak seperti halnya dengan yang secara tidak langsung seperti “santet”. (berabe itu mah!).

Untuk memberikan suatu kritikan, bisa saja melihat dari keadaan dari orang yang akan dikritik, misalnya, memperhatikan darimana ia berasal (Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Irian Jaya, dll.), bagaimana tipe karakter dari orang yang akan dikritik, bagaimana kondisinya saat ini dari orang yang akan dikritik, dan lain sebagainya.

Namun, bagi seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan, sebuah kritikan atau bahkan hujatan sekalipun sudah seharusnya merupakan sebuah lonceng yang berbunyi untuk mengingatkan agar ia tidak terlupa atau terlena. Maka daripada itu, ia harus cepat-cepat berbenah diri.

Di saat ini sudah sangat berbeda sekali dengan saat zaman Rasulullah saw dan 4 sahabatnya yang utama, dimana telah banyak yang mengaku mempunyai jiwa kepemimpinan bahkan memang sudah memimpin suatu bidang tertentu yang tidak sanggup mendengar sebuah kritikan atau hujatan, jangankan hujatan, kritikan halus saja ia tidak mampu.

Waktu Rasulullah dan 4 sahabatnya masih hidup, mereka dengan tegar dan tabah menghadapi berbagai macam kritikan dan hujatan bahkan kontak fisik sekalipun, mereka menerimanya dengan sabar dan senyuman bahkan dengan tangisan kalau itu memang untuk mamperbaiki ummat dan langsung melakukan perbaikan-perbaikan.

Untuk di zaman sekarang, orang-orang sudah banyak yang bermental “kerupuk” baru dikritik, belum dihujat, sudah melempem. Nah, untuk orang-orang atau para pemimpin yang tidak tahan dikritik atau dihujat, sudah seharusnya dipertanyakan kepemimpinannya. Mereka tidak boleh, bahkan memang tidak bisa, memimpin suatu bangsa. Apalagi memimpin bangsa Indonesia yang saat ini sedang di dalam keadaan di goncang ombak yang sangat dasyat. Maka sudah barang tentu diperlukan pemimpin yang memang memiliki jiwa kepemimpinan dengan salah satu cirinya adalah bisa menerima berbagai macam kritikan atau hujatan sekalipun.

Nah, maukah kita menjadi pemimpin negeri kita…? Kalau mau…, mari siapkan diri untuk bisa menerima berbagai macam kritikan atau hujatan yang kasar sekalipun untuk bersama membangun negeri kita yang saat ini memerlukannya. Itu bisa saja kita khan…. Siapa takhuuuut….?

Wasalammu’alaikum….

No comments:

Search Engine